Tuesday, April 12, 2011

Petualangan Panji

Petualangan Panji, acara televisi bergenre adventure, yang di khususkan mengulas tentang hewan liar dan buas di alam bebas. Dibawakan oleh petualang muda usia, yang bernama Muhammad Panji, yang lahir pada tanggal 27 Juni 1992. Acara televisi yang berformat alam selama ini bagus dan mendidik, seperti Jejak Petualang di Trans 7 atau Adventure di Metro Tv, tetapi di acara Petualangan Panji ada sedikit yang menggugah rasa bagi para pemirsa televisi maupun yang selama ini mengatas namakan penggiat alam bebas serta pecinta alam. Mengapa?
Di acara tersebut, banyak kita jumpai penyusuran Panji sang petualang menuju dan masuk ke alam bebas yang tujuannya, mencari dan menemui hewan liar, khususnya ular dan buaya, karena memang dua hewan tersebut yang selama ini di senangi oleh Panji. Panji memang senang sekali dengan binatang melata terutama ular, ular jenis apapun pernah ia taklukan mulai dari yang kecil yang tidak mempunyai bisa sampai ular kobra ataupun ular piton yang sangat besar, yang bisa saja memakan bayi manusia. Panji memang sudah menyukai ular sejak umurnya 3 tahun, waktu itu dia masih tinggal di daerah Kalimantan. Sampai dia memelihara ular di rumahnya.
Sangat senangnya dengan ular peliharaannya Panji suka memandikan ular - ularnya dengan shampo dan kadang juga diajak tidur bersamanya. Sampai pada waktu Panji SMP dan pindah ke daerah Surakarta, di juga suka membawa ular peliharaannya ke sekolah, dan ketika ada penggeledahan tas yang waktu itu Panji membawa ular kobra hanya bisa pasrah dan membiarkan gurunya membuka tasnya, dan ketika dibuka betapa kagetnya si guru itu dan langsung lari karena mendapati seekor ular kobra didalam tas Panji.

ACARA ALAM SEHARUSNYA MENDIDIK DAN MENCINTAI ALAM
Yang terjadi, saat Panji berada di tengah alam, dia sibuk mencari hewan - hewan liar, semisal ular, lalu dengan gaya yang tentunya di eksplorasi oleh sutradara, Panji berusaha menangkap ular berbisa, kemudian setelah itu berusaha ditaklukkan. Tentu yang ada di gambaran televisi, ular tersebut akan meronta - ronta berusaha lepas dari tangkapan dan taklukkan si Panji. Hal yang wajar dan alami bagi mahluk liar di alamnya. Setelah berhasil menaangkapnya, tak begitu lama ular di lepaskan lagi, tanpa ada edukasi atau pembelajaran, yang kita tahu hanya Panji berani menangkap ular berbisa! Itu saja, tak lebih.

Lalu, yang menjadi pertanyaannya, apa salah ular tadi? Mereka di alam bebas, yang notabene adalah rumahnya, bukankah cara seperti itu namanya mengganggu? Bayangkan jika kita sedang enak di rumah, lalu tiba - tiba ada orang atau petugas dari instansi tertentu berusaha mengejar dan menangkap kita, tentu kita berontak, karena kita tak merasa bersalah, lalu setelah kita di tangkap lalu di lepas lagi, tentunya setelah badan babak belur disebabkan oleh penangkapan paksa. Kemudian orang yang menangkap kita pergi begitu saja tanpa ada kata maaf atau rasa bersalah. Apa yang anda semua simpulkan?Memang, selama ini Panji dan para kru acara tersebut tak kemudian membunuh atau membawa pulang hewan liar hasil tangkapan, tetapi dilepas kembali, bagus.
Sumber: Belantara

No comments:

Post a Comment